Profil Desa Bendungan
Ketahui informasi secara rinci Desa Bendungan mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Profil Desa Bendungan, Kuwarasan, Kebumen. Mengupas tuntas peran vital bendungan sebagai asal-usul dan pusat kehidupan desa, serta keunggulannya dalam menopang sistem irigasi teknis untuk pertanian padi yang produktif dan berkelanjutan.
-
Identitas Historis dari Infrastruktur Vital
Nama dan eksistensi desa ini lahir dari sebuah "bendungan" atau bendung irigasi yang menjadi infrastruktur pengendali air paling krusial di wilayahnya.
-
Peran Strategis sebagai Pusat Pengendali Air
Desa Bendungan berfungsi sebagai jantung pengairan, di mana bendungan di wilayahnya mengairi tidak hanya sawah milik warganya tetapi juga ribuan hektare lahan pertanian di desa-desa sekitarnya.
-
Pertanian Padi Irigasi Teknis sebagai Pilar Ekonomi
Berkat pasokan air yang terjamin dari bendungan, desa ini memiliki keunggulan pada sektor pertanian padi dengan sistem irigasi teknis, yang memungkinkan produktivitas tinggi dan panen sepanjang tahun.
Desa Bendungan, sebuah wilayah vital di Kecamatan Kuwarasan, Kabupaten Kebumen, memiliki nama yang secara lugas dan akurat mendeskripsikan alasan keberadaannya. Desa ini lahir, tumbuh dan hidup dari sebuah "Bendungan"—sebuah infrastruktur pengendali air yang tidak hanya menjadi ikon fisik, tetapi juga jantung yang memompa kehidupan bagi ribuan hektare lahan pertanian di sekitarnya. Identitas Desa Bendungan bukanlah sekadar pemukiman agraris, melainkan sebuah pusat tata kelola air yang memegang peran strategis dalam menjaga stabilitas dan kemakmuran lumbung pangan di selatan Kebumen.Profil ini akan menyajikan gambaran mendalam tentang Desa Bendungan, dari jejak sejarahnya yang menyatu dengan pembangunan infrastruktur pengairan, kondisi geografis dan demografi warganya yang hidup selaras dengan ritme air, hingga model ekonominya yang bertumpu pada keunggulan pertanian beririgasi teknis. Dengan menyajikan data akurat dan analisis objektif, artikel ini bertujuan memberikan potret utuh Desa Bendungan sebagai simpul vital yang menentukan denyut produktivitas agraris di kawasannya.
Sejarah di Balik Nama: Lahir dari Sebuah Bendungan Kehidupan
Sejarah Desa Bendungan adalah sejarah tentang rekayasa dan kearifan manusia dalam mengelola air. Nama desa ini tidak berasal dari nama tokoh atau nama tanaman, melainkan dari sebuah bangunan fungsional yang monumental pada masanya: sebuah bendungan atau bendung irigasi. Menurut sejarah lokal, pemukiman di wilayah ini mulai ramai dan berkembang pesat seiring dengan dibangunnya sebuah bendungan di salah satu sungai yang melintasinya.Bendungan ini dibangun dengan tujuan utama untuk menaikkan permukaan air sungai agar dapat dialirkan melalui saluran-saluran irigasi ke area persawahan yang lebih luas dan lebih tinggi. Keberhasilan proyek ini secara dramatis mengubah lanskap pertanian yang sebelumnya mungkin hanya mengandalkan tadah hujan menjadi sawah beririgasi teknis yang produktif. Karena peran bendungan ini begitu sentral dalam memulai era kemakmuran baru, maka pemukiman yang tumbuh di sekitarnya pun secara alamiah dinamai "Bendungan". Nama ini menjadi pengingat abadi akan pentingnya infrastruktur dan kerja sama dalam mencapai kesejahteraan.
Kondisi Geografis dan Peran Strategis Hidrologis
Secara geografis, Desa Bendungan terletak di dataran rendah yang dilintasi oleh sungai, menjadikannya lokasi yang ideal untuk pembangunan bendung irigasi. Posisi strategisnya inilah yang menjadikannya sebagai "hulu" bagi jaringan irigasi sekunder dan tersier yang mengalir ke berbagai desa lain.Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Kebumen yang dipublikasikan pada tahun 2025 (untuk data tahun 2024), luas wilayah Desa Bendungan tercatat sekitar 1,59 kilometer persegi (159 hektare). Batas-batas wilayah administratif Desa Bendungan yaitu sebagai berikut:
Di sebelah Utara, berbatasan dengan Desa Kuwarasan.
Di sebelah Timur, berbatasan dengan Desa Mangli dan Desa Kalipurwo.
Di sebelah Selatan, berbatasan dengan Desa Kalipurwo.
Sementara di sebelah Barat, berbatasan dengan Desa Gunungmujil.
Meskipun luas wilayahnya tidak terlalu besar, peran hidrologisnya jauh melampaui batas administratifnya. Desa ini secara de facto menjadi pusat kendali dan distribusi air bagi sebagian besar wilayah Kecamatan Kuwarasan.
Demografi dan Karakter Masyarakat Penjaga Air
Menurut data kependudukan termutakhir, Desa Bendungan dihuni oleh 2.180 jiwa. Dengan luas wilayah 1,59 km², maka tingkat kepadatan penduduk desa ini mencapai sekitar 1.371 jiwa per kilometer persegi. Karakter masyarakat Desa Bendungan sangat dipengaruhi oleh ketergantungan mereka pada sistem irigasi yang teratur.Mereka adalah komunitas yang terbiasa hidup dalam sebuah sistem yang terorganisir, terutama dalam hal pembagian air. Kepatuhan terhadap jadwal gilir air dan partisipasi aktif dalam pemeliharaan saluran irigasi menjadi bagian dari budaya mereka. Lembaga sosial seperti Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) atau Himpunan Petani Pemakai Air (HIPPA) memegang peranan yang sangat penting dan dihormati di desa ini. Mereka bukan hanya pengelola air, tetapi juga penjaga harmoni sosial antar petani.
Tata Kelola Pemerintahan Desa
Pemerintahan Desa Bendungan memiliki fungsi dan tanggung jawab yang unik. Selain menjalankan tugas-tugas administrasi dan pembangunan desa pada umumnya, pemerintah desa juga harus secara aktif terlibat dalam tata kelola air lintas desa. Pemerintah Desa Bendungan, yang dipimpin oleh Kepala Desa, sering kali menjadi mediator dan koordinator utama antara Balai Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) tingkat kabupaten, P3A/HIPPA, dan pemerintah desa-desa lain yang menjadi pengguna air.Kantor Balai Desa menjadi pusat informasi penting mengenai jadwal buka-tutup pintu air, rencana pemeliharaan bendungan, dan penyelesaian sengketa air. Pemerintah Desa bersama Badan Permusyawaratan Desa (BPD) memastikan bahwa kebijakan desa selaras dengan upaya menjaga keberlanjutan fungsi bendungan dan jaringan irigasinya.
Pilar Ekonomi: Pertanian Sawah Irigasi Teknis
Pilar ekonomi Desa Bendungan berdiri tegak di atas satu fondasi yang sangat kokoh: pertanian padi dengan sistem irigasi teknis. Keberadaan bendungan memberikan keunggulan kompetitif yang luar biasa bagi para petani di desa ini.Keunggulan Irigasi Teknis: Berbeda dengan sawah tadah hujan yang sangat bergantung pada musim, sistem irigasi teknis memungkinkan petani untuk mengontrol pasokan air ke sawah mereka secara presisi. Hal ini meminimalkan risiko gagal panen akibat kekeringan dan memungkinkan perencanaan tanam yang jauh lebih baik.Produktivitas Padi yang Tinggi: Berkat pasokan air yang terjamin sepanjang tahun, petani di Desa Bendungan dapat menerapkan pola tanam padi secara kontinu. Banyak di antara mereka yang berhasil mencapai Indeks Pertanaman (IP) 300, yang berarti panen tiga kali dalam setahun. Tingkat produktivitas yang tinggi ini menjadikan Desa Bendungan sebagai salah satu lumbung padi paling andal di Kecamatan Kuwarasan. Selain padi, potensi ekonomi turunan dari keberadaan bendungan ialah perikanan air tawar, baik di area genangan bendungan maupun melalui budidaya di kolam-kolam yang memanfaatkan aliran irigasi.
Pembangunan Infrastruktur: Merawat Aset Utama
Fokus utama pembangunan infrastruktur di Desa Bendungan adalah pada pemeliharaan dan optimalisasi fungsi bendungan beserta jaringan irigasinya. Program-program yang secara rutin diusulkan dalam Musrenbangdes meliputi:
Pengerukan Sedimen: Mengatasi pendangkalan di area bendungan yang dapat mengurangi kapasitas tampung air.
Rehabilitasi Saluran Irigasi: Memperbaiki atau melapisi dinding saluran irigasi primer dan sekunder untuk mencegah kebocoran dan memastikan air sampai ke area sawah paling ujung.
Pemeliharaan Pintu Air: Menjaga agar mekanisme buka-tutup pintu air dapat berfungsi dengan baik untuk mengatur debit air secara akurat.
Selain infrastruktur pengairan, pembangunan jalan usaha tani juga menjadi prioritas untuk memperlancar pengangkutan hasil panen yang melimpah.
Tantangan dan Visi sebagai Pusat Tata Kelola Air
Tantangan terbesar yang dihadapi Desa Bendungan di masa depan sangat terkait dengan keberlanjutan fungsi bendungannya. Perubahan iklim yang menyebabkan musim kemarau ekstrem atau curah hujan berlebih menjadi ancaman serius bagi stabilitas pasokan air. Sedimentasi dan degradasi fisik bangunan bendungan akibat usia juga menjadi isu yang memerlukan perhatian dan investasi besar.Visi pembangunan Desa Bendungan ke depan ialah memantapkan perannya sebagai "Pusat Keunggulan Manajemen Irigasi Partisipatif". Visi ini dapat diwujudkan melalui beberapa strategi:
Modernisasi Manajemen Air: Mengadopsi teknologi sederhana seperti telemetri untuk memantau ketinggian air secara real-time guna pengambilan keputusan yang lebih cepat dan akurat.
Pengembangan Edu-Wisata: Menjadikan kompleks bendungan dan sistem irigasinya sebagai objek wisata edukasi bagi pelajar, mahasiswa, atau kelompok tani dari daerah lain yang ingin belajar tentang manajemen air.
Penguatan Peran BUMDes: Mendorong BUMDes (Badan Usaha Milik Desa) untuk membentuk unit usaha yang bergerak di bidang jasa pemeliharaan jaringan irigasi atau pengelolaan potensi perikanan di sekitar bendungan.
Penutup
Desa Bendungan, Kecamatan Kuwarasan, adalah sebuah monumen hidup yang membuktikan bahwa peradaban agraris yang maju dibangun di atas fondasi rekayasa air yang unggul. Bendungan di desa ini lebih dari sekadar tumpukan beton dan baja; ia adalah jantung yang memberikan kehidupan, arteri yang mengalirkan kemakmuran, dan simbol dari kerja sama lintas generasi dan lintas wilayah. Dengan terus menjaga dan merawat aset vital ini, Desa Bendungan tidak hanya menjamin kesejahteraannya sendiri, tetapi juga memegang kunci bagi keberlanjutan ketahanan pangan bagi seluruh kawasan di sekitarnya.
